Beranda | Artikel
Liberalisme Hakikatnya Mengajak Orang Tak Beragama
Jumat, 13 Oktober 2017

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًا مُرْشِدًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ .

أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ: اِتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ

Ibadallah,

Allah Ta’ala memberi kita petunjuk dengan cara mengutus rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan hidayah tersebut Allah memberi cahaya dari kegelapan. Dan juga menguji siapa yang dikehendakinya dengan kadar ujian tertentu. Setan-setan dari kalangan manusia dan jin senantiasa menyerukan kesesatan. Mereka menipu dengan kamuflase dan konspirasi. Lisan-lisan mereka berucap dengan segala seruannya. Allah Ta’ala berfirman,

﴿ وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ﴾

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” [Quran Al-An’am: 112].

Ibadallah,

Ayat ini memberikan kita pengajaran bahwa kita harus mengetahui langkah-langkah dan jalan-jalan kesesatan. Agar supaya kita bisa menghindarinya. Kita bisa menyingkap hakikatnya kemudian menjauhinya. Kita mampu menghalangi diri kita dari jalan-jalan tersebut dan dari para penyerunya. Sehingga kita menjadi seorang muslim yang berada di atas jalan yang terang. Jalan Allah yang penuh petunjuk dan keselamatan. Tidak tertipu oleh tipu daya orang-orang yang membuat tipu daya.

Seorang penyair mengatakan:

عرفت الشر لاللشر ولكن لتوخيه

ومن لايعرف الشر من الخير يقع فيه

Aku mengetahui keburukan bukan untuk berbuat buruk, tapi agar supaya tak melakukannya.
Siapa yang tidak mengetahui yang buruk, dia akan terjatuh di dalamnya.

Ibadallah,

Sungguh tersebar di dunia Islam saat ini jalan-jalan yang menipu. Tersebar syiar-syiar dan pemikiran yang buruk. Yang tak berarti. Yang menipu. Kalau pemikiran dan syiar itu dipakai, maka ia akan membuat hancur. Berbeda dengan Alquran. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [Quran An-Nisa: 82].

Di antara pemikiran yang merusak itu adalah sekulerisme atau liberalisme. Pemikiran yang tersebar di tengah kaum muslimin. Pemikiran ini menyusup di masyarakat Islam dengan nama yang beragam. Bahkan tidak jarang menampilkan kesan elegan dan berpendidikan. Oleh karena itu, perlu kiranya diungkap pemikiran ini. Ditampakkan hakikatnya yang berbahaya agar kaum muslimin tidak terjerumus dengan mengaguminya. Dijelaskan juga tentang seruan dan slogan-slogan mereka yang tersembunyi bagi sebagian orang. Sehingga orang-orang awam pun merasa terang dengan kesalahan mereka.

Hakikat dakwah liberal adalah dakwah sekuler. Karena mereka mengajak orang bebas dengan kebebasan yang tak terbatas. Kebebasan individu, kelompok, dan negara. Ini adalah seruan kesesatan. Ajakan dan bisikan setan. Memalingkan peribadatan kepada Allah kepada peribadatan kepada hawa nafsu dan kepada selain Allah (thagut). Dengan demikian, liberal ini sangat bertentangan dengan kalimat tauhid laa ilaaha illallah. Karena makna laa ilaaha illallah adalah kufur kepada thagut dan hanya beriman kepada Allah.

Saudaraku, kaum muslimin,

Sesungguhnya hakikat dari liberal dan asasnya adalah membangun pondasi hidup yang tidak terikat dengan agama. Mengajak kufur kepada Allah Rabb semesta alam. Sekarang ini, kita mendapatkan musibah dengan da’i-da’i yang berpemikiran liberal dan kebarat-baratan. Mereka istiqomah di atas pondasi pemikira ala baratnya yang berkeyakinan manusia itu memiliki kebebasan mutlak. Seseorang bebas melakukan apapun dan bagaimanapun. Dengan syarat tidak bertentangan dengan kebebasan orang lain.

Jadi, kalau seorang pemuda dan pemudi sama-sama ingin melakukan perzinahan. Tidak ada salah satu pihak yang memaksa. Menurut liberal hal ini tidak mengapa. Diperbolehkan dan tidak dilarang. Bahkan bagi orang-orang liberal tidak mengapa berhubungan dengan sesama jenis. Laki-laki tidak mengapa menikahi laki-laki. Dan perempuan tidak masalah menikahi perempuan juga, wal ‘iyadzubillah.

Jadi, jika semua orang bebas melakukan apapun selama tidak melanggar hak orang lain, tidak masalah melanggar aturan dan hukum syariat dan hukum-hukum lainnya. Inilah asas kufur pemikiran ini. Dan kita perhatikan sekarang ini, orang-orang liberal begitu semangat dan sibuknya menyerukan pemikiran mereka. Seruan-seruang mereka yang merusak ini, harus mendapat tanggapan. Tanggapan secara ilmiah dan sangsi secara hukum.

Di tengah kesibukan kita memberantas pemahaman ekstrim teroris, kita juga tak boleh lupa memerangi pemikiran ekstrim ini. Kalau pemikiran teroris bersumber dari syubhat, maka liberalisme lebih cenderung kepada syahwat. Mengapa masyarakat awam tertarik dengan pemikiran ini? Karena sebagian besar masyarakat awam lemah agamanya. Lemah motivasi mereka untuk belajar dan mengamalkan agama. Nah, liberalisme ini menyusup memanfaatkan situasi ini. Hingga merek tak sadar sedang dirasuki liberalisme sekulerisme ini. Mereka diajak bergaya hidup seperti hewan yang tanpa batas aturan. Memperturutkan segala nafsu tanpa batasan.

Ibadallah,

Kalau kita perhatikan, orang-orang yang menyerukan liberal, adalah orang-orang yang tidak paham akan liberal itu sendiri. Mereka kira liberal itu gaya hidup berperadaban, maju, dan toleran. Karena itu, mereka berbangga dengan pemikiran ini. Sebenarnya liberal sendiri tidak mengakui kebebasan seseorang menjalankan agama. Apabila ada orang yang menjalankan agamanya, mereka mencelanya. Jika orang berpenampilan islami, mereka sebut terbelakang. Dan lain sebagainya. Seruan mereka hakikatnya adalah kekufuran dan kesesatan dari berbagai sisi.

Pertama: Kebebasan yang mereka serukan menafikan amar makruf nahi mungkar. Padahal Allah memerintahkan agar mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Sebagaimana firman-Nya:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar.” [Quran Ali Imran: 110].

Lihatlah orang-orang liberal, mereka adalah orang-orang yang paling terdepan dalam mengkritik umat Islam tatkala malakukan amar makruf nahi mungkar. Karena asas keyakinan mereka adalah lepas dari agama.

Kedua: orang-orang liberal mengingkari nash syariat yang memberikan vonis hukum kepada mereka yang berzina dan meminum khamr.

Ketiga: orang-orang liberal mengingkar nash syariat yang bersifat melarang dan menghukum orang-orang yang murtad. Walaupun nash tersebut shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dakwah liberal ini tidak akan berhenti, sehingga orang-orang menjadi kufur, ateis, bahkan membenci negara mereka sendiri karena menerapkan aturan yang mereka anggap mengekang.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا،

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،

Ibadallah,

Wajib bagi kita untuk menjaga dan mewaspadai dari tulisan dan pemikiran orang-orang liberal yang merusak ini. Jangan sampai kaum muslimin terpedaya dengan penampilan mereka dan retorika mereka. Dan hendaknya kaum musliin senantiasa mempelajari agama mereka sebagai bekal. Karena memahami agama akan melindungi seseorang dari ketergelinciran dan kesesatan. Dari seruan-seruan sesat, kebebasan yang merusak.

Dan perlu kita pahami, kita bukan khawatir agama Allah yang rusak, tapi yang kita takutkan adalah diri kita. Rusaknya pemahaman kita terhadap agama ini. Dan jauhnya kita dari bimbingan agama ini yang lurus. Janganlah Anda meremehkan hal ini. Atau meninggalkan agama Anda. Atau sampai melakukan pemberontakan. Apabila kita berpaling dari agama ini, maka kita sendiri yang akan merugi. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلاءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْماً لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ

“Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.” [Quran Al-An’am: 89].

Dan firman-Nya,

وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْماً غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ

“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” [Quran Muhammad: 38].

وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

وَعَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ الْإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ بِسُوْءٍ فَأَشْغَلَهُ بِنَفْسِهِ، وَرُدَّدْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ، وَكِفْنَا شَرَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، اَللَّهُمَّ وَلِّي عَلَيْنَا خِيَارَنَا، وَكَفِيْنَا شَرَّ شِرَارَنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَا لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ إِمَامَنَا وَفِّقْهُ لِمَا فِيْهِ الخَيْرَ وَالصَلَاحَ لِلْإِسْلَامِ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَجُلَسَائِهِمْ وَمُسْتَشَارِيْهِمْ وَمَنْ حَوْلَهُمْ، اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ جُلَسَاءَ السُّوْءِ وَبِطَانَةَ السُّوْءِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ).

عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/4778-liberalisme-hakikatnya-mengajak-orang-tak-beragama.html